Nyamoiiiiiiiiiiiiii...... BUKIT RAYA !!!

29 April 2016 – 09 Mei 2016

Dilema ...... lebih dari 2 bulan !

Suatu waktu, saat saya bertugas di luar kota, kendaraan mengalami keadaan sedikit berbahaya. Harus beradu dengan truk – truk besar di jalan sempit . Tiba – tiba pikiran saya terlintas jelas akan rasa takut yang sama saat berada di atas perahu kayu melintasi sungai Serawai….!  
Baiklah….. harus segera selesaikan tulisan ini!


BUKIT RAYA, Perjalan yang tidak mudah!



HARAPAN ! menjadi kenyataan, ada niat dan kerja.
Kembali saya dan suami bergabung dalam tim “Pendaki – Pendaki Hebat”. Bersama, kami menggapai impian menyentuh tanah BORNEO. Tekad mencapai Puncak KAKAM - BUKIT RAYA mewakili puncak tertinggi ke-6 dari seven summit Indonesia di pulau Kalimantan, memantapkan langkah kami dalam persiapan fisik, mental dan material. Medan berat menuntut setiap anggota tim untuk berkomitmen mempersiapkan diri secara serius. Persiapan fisik dilakukan minimal satu kali seminggu dalam 3 bulan sebelum hari keberangkatan. Persiapan mental untuk menghadapi perjalanan panjang. Bukan saja kurun waktu pendakian antara 5-6 hari, namun waktu tempuh akses menuju titik awal pendakian yang rawan dari sisi alam, transportasi dan infrastruktur. Dibutuhkan 2 hari dengan 3 kali berganti moda transportasi udara darat laut untuk menuju ke desa terakhir titik awal pendakian. Persiapan perlengkapan dan peralatan untuk berhadapan dengan vegetasi dan endemik dalam Hutan BUKIT RAYA. Dari sisi finansial, tim bersepakat untuk mempersiapakan tabungan di bawah koordinasi bendahara tim atau menabung pribadi dalam kurun waktu 1 tahun. Persiapan eksternal, secara aktif tim berhubungan dengan Kantor Taman Nasional BUKIT RAYA (TNBBR) yang ada di Kota Pontianak sebagai pemegang dan pemberi ijin pendakian BUKIT RAYA. Kami disediakan pemandu khusus dari Petugas TNBBR yang akan menuntun selama masa pendakian.

CINTA ! waktu berjalan, saya dan dia di tahun ke-2 pernikahan. Membangun kenikamatan berdua secara bersama dari sesuatu yang pada awalnya merupakan pilihan kenikmatan salah satu pihak, diperlukan deal dengan pikir dan rasa. Percaya sepenuh hati padanya, membuat saya mampu. Mengulang apa yang sudah kami nikmati pada ulang tahun pernikahan pertama di Pendakian Latimojong Sulawesi, BUKIT RAYA BORNEO adalah “Honeymoon” di hari pernikahan ke-2. 
Hadiah dari dia, mensyukuri pernikahan kami.

KASIH ! Terasa tak lengkap, jika perjalanan hanya sekedar mendaki. Berbaur dengan lingkungan dan berbagi, adalah kepuasan terbesar kami. Itulah bonus dalam setiap perjalanan. Adalah Desa RANTAU MALAM, yang merupakan desa terakhir di kaki BUKIT RAYA, menjadi tujuan kami untuk berbagi kasih khususnya di bidang pendidikan. Atas informasi dari Kantor Taman Nasional mengenai keadaan desa Rantau Malam, maka tim mempersiapakan kegiatan bakti sosial yang diadakan di satu – satu nya Sekolah yang ada di sana. Bantuan mengalir dari para donator dan terkumpulah beberapa kebutuhan yang dapat kami bawa kepada sekolah dan anak – anak di Desa Rantau malam. 
Terima Kasih untuk para Donatur.

HARAPAN dan CINTA KASIH menjadi satu. Kami melangkah !

“Pendaki-Pendaki Hebat” : 

Aji
"tetap jadi jantungnya tim"
Sabar
"makin mantap jadi motivator urusan fisik"
Ucok
"Bendahara setia.... super ! Calon Suami yang sempurna...." :):) 
Yoni
"tak tergantikan … koki sejati !"


Deddy
"percayaku selalu padanya, walau di pendakian kali ini sempat dia menyelipkan rasa khawatir di benak saya"
Dea
"sudah ada yang setia di samping… berdua tambah semangat!"
Shinta
"terlihat semakin bergairah dalam pilihannya mendaki"
Nita
"wanita mandiri, gokil, cuek tapi baik hati…. Sekali kali bisa jadi Rubah ... :) ! "
Edo 
"rekam jejaknya soal mendaki tidak diragukan, paling care sama urusan kelompok & sama cewek2" 
Lelly"teman baru ! supel, postur imut tapi tenaga kijang, jago urusan pendakian"
Gana 
"ini dia yang menambah semangat Dea…., kalem dan paling nurut …."


Saya …… PEACE !!! :):) 

BUKIT RAYA
Adalah merupakan gabungan antara dua kawasan cagar alam Bukit Baka Kalimantan Barat dan cagar alam  Bukit Raya Kalimantan Tengah. Terletak pada 112º 07' - 112º 56' BT; 00º 24' - 00º 59' LS,  tepat di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Kawasan memiliki tipe ekosistem hujan tropika yang memegang fungsi penting memberikan perlindungan aliran sungai Katingan (Kalimantan Tengah) dan Sungai Serawai (Kalimantan Barat). Topografi kawasan berupa patahan dengan ketinggian paling rendah di 150 m dpl sampai dengan ketinggian tertinggi yaitu di Puncak KAKAM dengan ketinggian 2.278 m dpl. Kawasan memberikan sensasi pendakian yang agak berbeda, dimana lereng panjang menghubungkan satu patahan bukit menuju patahan bukit lainnya dengan variasi landai dan curam yang elevasinya cukup tinggi. 
Tipe Ekosistem terdiri dari :

  1.     Hutan Dataran Rendah (100 m dpl – 1000 m dpl) -> Endemik KERA, Jenis2       BURUNG, Flora  (Kayu)
  2.      Hutan Perbukitan (1000 – 1500 mdpl) -> Kerajaan Endemik PACET, Beruang Hutan, Flora  (Lumut, Anggrek)
  3.     Hutan Pegunungan (Di atas 1500 mdpl) -> Kerajaan Endemik TAWON, Flora         (Lumut)
  4.     Hutan Lumut -> Kerajaan Lumut bagaikan Karpet, menyelimuti dan              bergelantungan di   batang – batang pohon dengan ketebalan ada yang mencapai 5    cm (berasa seperti Kasur / sofa)


Titik awal pendakian BUKIT RAYA dari Kalimantan Barat ada di Desa RANTAU MALAM, Kec. Serawai, Kab. Sintang. Perjalanan panjang mencapai RANTAU MALAM, akan selalu menjadi bagian dari cerita BUKIT RAYA. 

PERJALANAN

29 April 2016 Pukul 21.00 tim lengkap berkumpul di Bandar Udara Supadio Pontianak. 


Pukul 22.00 Kami bertolak menuju Kota Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi. Perjalanan memakan waktu 9 – 10 jam dengan bus antara kota yang disewa (paket antar jemput) Rp 6.600.000. Sebagian besar jalan yang dilalui tidak bersahabat. Banyak kali akan bertemu dengan jalanan sempit dan masih kasar berbatu tanpa aspal. Maka perlu bagi yang bermasalah dengan “mabuk darat” sebisa mungkin harus mengkonsumsi Antimo agar bisa terlelap.  Terima kasih sangat buat Bang Bryan, adalah teman dari rekan tim yang tinggal di Pontianak, membantu kami untuk penyewaan bus, dan lain – lain.  


30 April 2016 Tiba di Dermaga Simpang Nanga Pinoh pukul 7.30 yang berada di tengah pasar rakyat yang cukup besar. Di sini, bisa dimanfaatkan waktu untuk sarapan dan berbelanja perlengkapan pendakian. 

Bersiap untuk menuju Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang. 
Petualangan mengarungi sungai Melawi dimulai pukul 10.30 menggunakan 2 Speed Boat 6 kursi. Moda transporatasi air merupakan pilihan utama, karena jalan darat belum memadai untuk dapat dilewati. Koneksi kami dapatkan dari pemandu TNBBR untuk penyewaan Boat satu paket dengan perahu kayu menuju Desa Rantau Malam kaki BUKIT RAYA. Dari negosiasi kami diberi harga total Rp 12 Juta untuk paket penyewaan antar jemput. 
Sungai MELAWI, Kalimantan Barat
 Perjalanan dilalui dengan beberapa kali drama “mesin speed boat mati"

Pukul 16.00 tiba di Kecamatan Serawai. Kami menginap di penginapan “Lestari”, yang paling baik di Serawai, letaknya strategis di pinggir dermaga. Harga per malam per kamar dengan ac Rp 120 ribu dan Rp 65 ribu untuk yang kipas angin.

Penginapam Lestari (Di Pojok Dermaga)
01 Mei 2016 Perjalanan menuju Desa Rantau Malam dilanjutkan pukul 9.30 mengarungi sungai Serawai. Masih menggunakan Speed Boat menuju Desa Jelundung sebagai persinggahan. 
Dermaga Desa Jelundung

Desa Hulu Jelundung

Jelundung adalah desa terakhir speed boat dapat digunakan, karena kondisi sungai sudah dangkal dan sempit. Tiba di Jelundung Pukul 12.30 beristirahat sebentar, kemudian berganti menggunakan perahu kelotok menuju Desa Rantau Malam.

Perjalanan menuju Rantau Malam dari Jelundung cukup sulit. Beberapa kali kami harus turun dari perahu akibat arus putaran yang kuat dan kondisi sungai yang dangkal. Perahu hampir - hampir karam. 


Peringatan : memasuki Desa Rantau Malam, dilarang keras mengambil gambar dengan kamera maupun hp. Pengaruh adat masih kental, mengharuskan setiap aktivitas pengunjung harus atas ijin dari kepala adat. Di dermaga bongkar muat barang, kami bertemu dengan salah satu penduduk, kami langsung diantar oleh seorang penduduk “Bang Pendi” ke wisma TNBBR yang ada di desa Rantau Malam. Bang Pendi ternyata adalah salah satu kader bimbingan dari Taman Nasional yang nantinya menjadi guide. Kami diterima dengan sangat hangat, dan diterangkan semua hal – hal yang tentang Desa Rantau Malam, serta ketentuan adat (kepercayaan / warisan budaya setempat) yang harus kami jalankan sebelum pendakian. 


Wisma TNBR, Desa Rantau Malam
Hari itu, mulai lah kami menikmati hari tanpa listrik, tanpa sinyal HP, mandi di sungai, mencuci pakaian di sungai, semua seperti apa penduduk lakukan. Tidak kebetulan posisi wisma TNBBR berdekatan dengan satu – satunya sekolah “ SD Negeri 20” yang ada di Desa Rantau Malam. Sejak awal kami tiba di wisma anak -  anak  sudah melihat, dan setelah jam sekolah berakhir, beramai – ramai mereka pun mulai menghampiri kami di wisma TNBBR, bercerita dan bermain. Perjalanan panjang perlahan terbayar ......

Upacara Adat sebelum melakukan pendakian adalah satu keharusan yang diyakini warga Desa Rantau Malam sebagai bentuk Doa Keselamatan. Upacara Adat dipimpin oleh Kepala Adat Desa beserta istrinya yang dikenal sebagai Dukun. Bang Pendi, membantu kami mempersiapkan segala sesuatu perlengkapan upacara. Ayam Hitam adalah yang utama sebagai seserahan. Anggaran untuk upacara sekitar Rp 200 ribu. Upacara adat kurang lebih 1 jam. Malam larut ....


Baca Doa
Potong Ayam Hitam
Percik darah ayam hitam ke dada
Tabur beras di kepala
Gigit parang
Pasang gelang

PENDAKIAN PUNCAK KAKAM, BUKIT RAYA
   
02 Mei 2016, Hari 1 Pukul 08.00 Kami meninggalkan wisma TNBBR menuju lokasi titik awal pendakian yang dinamakan “Korong HP” oleh warga setempat. Tempat ini adalah satu – satunya lokasi yang dapat manangkap sinyal HP.  Menggunakan ojek seharga Rp 50 ribu per ojek, perjalanan cukup lama sekitar 1,5 jam karena harus melewati jalan yang masih tanah dan tanjakan, ada yang berbatu, dan kebanyakan rusak, sesekali mesin motor mati, atau penumpang harus turun karena motor tidak kuat menanjak.  “Bang Toni” dari TNBBR sudah siap bergabung bersama, menjadi guide. 


Korong HP
Pukul 10.00 kami berangkat dari Korong HP menuju Ulu Manyanoi selama 2 jam. Eksotisnya hutan Kalimantan terlihat dan tersentuh secara jelas. Berjalan di tengah pohon–pohon tinggi menjulang, sesekali bentuk pohon raksasa tua yang aneh sedikit menyeramkan, aroma bau kayu tercium pekat, suara burung dan hewan - hewan tak teridentifikasi bergemerincing mengiring langkah kami. Perjalanan mulai memasuki hutan rapat dengan elevasi bervariasi, jalan rata yang panjang berganti dengan turunan landai panjang dan tanjakan dengan elevasi tinggi dan jejak pendakian juga tidak terlihat jelas. Kondisi inilah mengapa diharuskan untuk mendaki bersama guide dari TNBBR. Suhu udara sepanjang perjalanan cukup panas, menguras keringat sehingga kebutuhan air dan asupan karbohidrat cukup besar. Kami beristirahat untuk makan siang di Ulu Manyonai. 


Ulu Manyonai
Perjalanan dilanjutkan menuju Sungai Mangan (Pos 2) selama kurang lebih 2 Jam. 

Lokasi Sungai Mangan berupa lahan terbuka dan tersedia sumber mata air yang cukup besar. Kami beristirahat sekaligus mengisi kembali persediaan air. 
Sungai Mangan
Perjalanan kami lanjutkan pada pukul 14.10 menuju Rabang (Pos 3), selama kurang lebih 4,5 jam. 
Puncak Keletihan......
Rabang, kami mendirikan tenda pertama di Bukit Raya. Terdapat aliran sungai yang cukup besar pada lokasi berkemah, sangat memungkinkan untuk mandi dan aktifitas lain, selain tentunya untuk minum dan memasak.



03 Mei 2016, Hari 2 Berangkat dari Rabang menuju Hulu Jelundung (Pos 4) pukul 9.00 dan tiba pada pukul 13.35. 

Peperangan melawan pacet dimulai. Semua persiapan sudah dilakukan dari gaiter sampai baluran garam dan tembakau dalam sepatu dan sekujur kaki tangan badan. Pendakian hari ini, kondisi tubuh yang lelah bukanlah apa – apa, dibandingkan dengan stress menghadapi serangan pacet. Menyebalkannnnnnnn !!!! PASRAHHHH .....


Sampai di Hulu jelundung, kami disambut dengan hujan yang cukup deras, beruntung hanya sebentar. Waktu itu digunakan untuk istirahat makan siang. Pukul 14.30 perjalanan dilanjutkan menuju Linang (Pos 5) selama kurang lebih 3 jam. Di Linang, kali ke dua kami mendirikan tenda. 

Linang, terdapat sungai kecil cukup lebar dengan air berlimpah tepat di samping lokasi kemah.


04 Mei 2016, Hari 3 ~ MENUJU SUMMIT ! Perjalanan menuju summit dimulai dengan 1 jam pertama dari Linang menuju Soa Badak. Pukul 08.00 kami mencapai Soa Badak. 




Perjalanan dilanjutkan menuju PUNCAK KAKAM selama kurang lebih 4,5 jam. Perjalanan menjadi cukup ekstrim karena jalur pendakian dalam hutan tertutup rapat melintasi satu bukit menuju bukit berikutnya, landai yang panjang , sesekali curam lalu tanjakan – tanjakan dengan elevasi yang tinggi. Bersyukur …. Pasukan pacet tak muncul lagi. Ketinggian sudah melebihi 1500 mdpl, bukan lagi menjadi ekosistemnya. Namun harus diwaspadai, tawon yang berkeliaran mencari mangsa. Aneka jamur dalam berbagai bentuk dan warna bertebaran di batang – batang kayu. Anggrek hutan subur lebat menempel rapat di pepohonan.  Berhati – hati juga dengan tumbuhan berduri yang tumbuh liar. Terkagum saya akan si cantik Kantong Semar bergelantungan menyimpan tetesan air hujan yang dapat diminum.  Tanaman rambat ini dapat dijumpai dengan mudahnya di kiri kanan jalan. 20 Menit sebelum mencapai PUNCAK KAKAM, pintu kerajaan Lumut terbuka lebar. Suasana menakjubkan! Bagai karpet hijau terbentang di sepanjang jalan. Membungkus pepohonan dan kayu – kayu kering menyerupai bentuk – bentuk unik. 


Memasuki HUTAN LUMUT







Sejenak coba membaringkan tubuh di atas alas lumut, dan benar terasa seperti Sofa. Ketebalan lumut dapat mencapai 5 cm.

Lumut Halus
PUNCAK KAKAM Terima Kasih Pencipta Maha Besar…. Kami sudah menginjakan kaki kami di sini. Separoh niat kami sudah kami capai. Hujan sesaat menemani kami menikmati PUNCAK KAKAM selama kurang lebih 2 jam ….


TAG PUNCAK KAKAM 

Wadah Sembahyang Masyarakat Kalimantan Tengah
Gerbang masuk Puncak KAKAM, Papan Nama Penemu Puncak Kakam
Tanaman Vegetasi Khas PUNCAK KAKAM

Kembali dari PUNCAK KAKAM
Perjalanan turun dari Puncak Kakam menuju LINANG kembali melewati SOA BADAK untuk istirahat sekitar 30 menit. Pukul 19.30 kami tiba di LINANG pukul 19.30.
Api unggun mengantar kami beristirahat malam, merajut mimpi kembali ke Rantau Malam.

05 Mei 2016, Hari 4 Perjalanan kembali ke Desa Rantau malam dimulai. Pukul 09.10 kami berangkat meninggalkan Linang menuju Hulu Jelundung. Dilanjutkan menuju Rabang dan tiba pukul 14.00, istirahat dan makan siang.  Pukul 15.15 lanjut menuju Sungai Mangan. Sekitar pukul 18.30 tiba di Sungai Mangan dan mendirikan tenda di sini. Hampir tak ada lagi stres melawan Pacet. Pada akhirnya peperangan itu sudah menjadi biasa. Anggaplah sekian banyak tetes darah yang sudah berhasil dihisap adalah hadiah bagi si pacet – pacet….. 

06 Mei 2016, Hari 5 di Sungai Mangan. Hari terakhir perjalanan menyusuri Hutan BUKIT RAYA. 


Hutan SUNGAI MANGAN 
Pukul 09.00 Perjalanan dari Sungai Mangan menuju Korong HP. Pukul 12.00 tiba - tiba dering HP berbunyi. ........ Ohhh  TUHAN  ....., Akhirnya KORONG HP di depan mata ! 
Terima Kasih Seribu untuk TUHAN, Allahku !!!


KORONG HP, Jalan Masuk ke Hutan BUKIT RAYA
Tak kuasa merasakan senangnya !!!  ….. ojek sudah menanti di Korong HP untuk mengantar menuju Rantau Malam.




Cerita berlanjut …..  “KASIH di RANTAU MALAM…..” 07 Mei 2016. Nyamoiiiiii !!!!


08 Mei 2016, Kami kembali ke Pontianak. …

Kapal hampir saja karam melawan putaran arus, dan sampai istri  tukang perahu harus jatuh ke dalam sungai, berjuang untuk menahan perahu kami agar tidak terbalik atau karam……. ohhhhhh hari itu……


Sampai bertemu lagi Borneo …. !!!!







Komentar

Postingan Populer