GUNUNG CIKURAY
November 14 – 16 “ GUNUNG CIKURAY” Garut, Jawa Barat
Masih berat rasanya bagi saya untuk mendaki gunung lagi, setelah 2 bulan lalu kehilangan sahabat yang mendorong dan memberanikan saya merealisasikan keinginan untuk mendaki. (Pertama kali mendaki gunung, dan bersama “Jenny”, itu adalah menjadi terakhir kali mendaki bersama dia….)
Meski demikian, “New Team”, masih di sini.
Saling menebar semangat, duka itu perlahan berganti dengan gairah baru. Dan ku tahu “Jenny” juga pasti sangat senang melihat kami bergairah untuk tetap melakukan perjalanan mendaki bersama.
Seperti biasa, leader, “Made” menyampaikan ide, semula akan ke “Gunung Guntur”. Setelah dipertimbangkan dan dengan informasi tambahan, akhirnya sepakat tidak ke Guntur namun ke “CIKURAY”. ‘Gutaf’ menjadi lead kali ini, sebagai yang sudah pernah sampai di puncak Cikuray.
Kali ke-2 mendaki gunung berbeda di Kabupaten Garut dari 3 gunung yang ada di kabupaten Garut. .
“Gunung CIKURAY “
Terletak di kab. Garut, Jateng, dengan ketinggian 2821m di atas permukaan laut. Cikuray merupakan gunung tertinggi ke-4 di Jabar, setelah Gunung Gede. Untuk mencapai jalur pendakian Cikuray, perjalanan diawali dengan naik angkot +- 50 menit (Rp 30.000/org) dari terminal Guntur menuju pos awal pendakian yaitu stasiun pemanacar desa Cilawu. Jalur pendakian ini dikenal Jalur Pendakian Cilawu Stasiun Pemancar.
PENDAKIAN - 15 Nov. 14
Kami sampai di Cilawu stasiun pemancar +- pukul 04.30, mempersiapkan diri, persiapan perbekalan sarapan, berdoa, dan menikmati sunrise. Perjalanan direncanakan dimulai pukul 06.30 dan informasi yang dijadikan rencana, pendakian sampai dengan pos ke-7 (satu pos sebelum puncak) tempat berkemah akan memakan waktu +- 5 jam. Target akan sampi di pos ke-7 pukul 13.30. Logistik makan siang berupa nasi ayam / ikan bungkus dibeli di warung tempat kami sarapan.
Hari cerah mengawali pendakian kami.
Beberapa meter menanjak dari stasiun pemancar, perjalanan dilanjutkan melewati kebun teh.
Inilah ternyata satu – satunya bonus jalur pendakian Cikuray :)
Udara pegunungan yang sangat segar, membuat sedikit tidak disadari bahwa yang sudah dilewati dan sejauh mata memandang , ternyata perjalanan akan selalu menanjak tanpa bonus tanah datar.Selepas kawasan kebun Teh, maka perjuangan pun di mulai . Jalur pendakian yang berupa hutan tropis dengan tanjakan panjang tanpa henti (tentunya sangat menguras energi). Tanah berkontur liat / lilin, jika cuaca hujan maka akan sangat licin dan berlumpur. Namun jika panas terik maka berdebu. Jika kondisi normal tanah lembab. Bersyukur bahwa ada akar – akar besar dari pohon – pohon dalma hutan dapat berfungsi menjadi pegangan / pijakan dalam perjalanan. Hal penting yg menjadi catatan, bahwa mata mat air di Cikuray sampi dengan saat ada di sana, sudah tidak dapat ditemukan lagi, sehingga diperlukan persediaan air yang cukup untuk mengisi energi dalam perjalanan dan pada saat perkemahan.
Medan cikuray :
Sama sekali tidak terbayang sebelumnya lumayan sulitnya medan Cikuray !!
Hampir di setiap po, kami harus berhenti untuk beristirahat, dan benar2 mengisi energi kembali. Lelah sangatttttt !!!Tiba di Pos 6 kira - kira pukul 12.30 siang, kami putuskan untuk kembali berhenti sekaligus makan siang. Ternyata sesaat sebelum melanjutkan perjalanan ke pos-7 tempat perkemahan, turunlah hujan deras. Di sini “konflik batin” pun terjadi. Benar-benar saya merasa bahwa pendakian yang penuh perjuangan. Memikirkan dan menjalani survive dari dingin dan basah, dari tanah lumpur dan aliran air yang menggenang , juga keamanan perlengkapan yang di bawa, paling krusial adalah DSLR yang saya bawa. Berdoa tak henti agar DSLR aman dan sambil tetap jalan dengan ribetnya menggenakan ponco yang sering terkait di akar pohon tempat pegangan dan pijkan untuk menanjak. Perjalanan masih kurang lebih 1 jam menuju pos 7, namun karena sulitnya medan perjalnan di tengah hujan, setelah satu jam berjalan belum juga menemui pos 7, maka kami mengikuti kelompok – kelompok pendaki lain, mendirikan tenda di tengah perjalanan. Kami berdua perempuan (COK+saya) hanya berdiri tak bergeming di bawah tenda darurat dari kelompok lain sebagai tumpangan sementara demi hanya melindungi perlengkapan yang di bawa dari hujan, sambil tim lelaki mempersiapkan tenda. Sekitar 50 menit berjuang mendirikan tenda di tengah hujan, perlahan hujan berhenti dan semua perlengkapan maupun logistik dapat diamankan di dalam dua tenda. Selanjutnya, membereskan diri dari basah dan membereskan barang – barang dalam tenda, serta mempersiapkan logistik untuk memasak makan malam.
Thx GOD, finaly we was here, inside a tend.
Rona wajah yang cukup lelah setelah bertahan melewati derasnya hujan.
Makan malam siap sekitar pukul 19.00, nmun sayang kali ini, tidak sempat mendokumentasikan, karena cuaca tidak mendukung untuk digunakanny DSLR, hujan Rintik masih turun. Di tengah kelelahan kami bersembilan dapat saling menghangatkan, duduk berdampingan walau sempit dalam satu tenda untuk menikmati santapan malam. Terekam di benak, suasana malam itu sebagai suasana survival !
Thx GOD….
Sampai Waktu +- Pukul 9.00 sebelum tidur, Made membagikan rencana menuju puncak pada subuh besok.
Dan, selamat malam semua …. Lelahhhh sangatttt , mari tidurrr…… !!!
SUMMIT ATTACK, 16 Nov. 14
Sesuai rencana pukul 03.00 kami bangun dan mempersiapkan sarapan, lalu bersiap diri, perlengkapan kamera dll. Menuju puncak.
04.00 kami memulai perjalanan menuju puncak. Perkiraan sampai puncak dari tempat kami berkemah adalah sekitar 1.5 jam – 2 jam. Bersyukur tidak lagi ada rintik hujan dan mulai cerah bersahabat.
05.40 kami tiba di puncak CKURAY :)
Puncak Cikuray ditandai dengan adanya menara Shelter yang tertulis ketinggian CIKURAY 2821 MDPL
Pemandangan lain di puncak CIKURAY adalah barisan puncak Gunung Papandayan dan Gunung Guntur
Suasana ramainya perkemahan di sekitar Puncak CIKURAY
Jam 7.00 lebih kami kembali ke perkemahan.Sesuai perencanaan, Jam 08.30 tiba di perkemahan, bersiap siap, memasak, sarapan, packing, siap kembali pulang.Jam 11.30 , kami memulai perjalanan perjalanan pulang kembali melewati medan juang .Sampai di ujung pos terakhir sebelum pos kebun teh, cuaca hujan rintik mulai turun, dan Gungde mengalami jatuh dan terkilir seriusdi bagian lengan. Demikian pula saya yang selam perjalanan turun terkilir 3 kali akhirnya menyebabkan keram antara betis dan lutut di kaki kiri sehingga susah untuk melangkah dan harus menggunakan tongkat. Namun tekad jualah yang saya rasakan hari itu… hanya satu hal dalam hati saya: TUHAN, saya mau bersama tim sampai di bawah dengan selamat !!!
Penuh syukur Dengan kaki yang encok pegel linu, sempat akhirnya berfoto di hamparn kebun teh:)
Thx GOD!
Thx Why, for captured !
Sekitar Jam 16.00, Kami sampai di pos pemancar. Istirahat, mandi, makan, dan menunggu Gungde ditangani oleh tukang pijit setempat. Setelah magrib, kami kembali ke terminal Garut untk melanjutkan perjalnan kembali ke Jakarta ….. :)
CIKURAY, selesai !
Tx GOD,
Tx my New Team, all of u are good people !!!
Komentar
Posting Komentar